Senin, 18 September 2017

Membangun Jaringan WAN




MEMBANGUN JARINGAN WAN (WIDE AREA NETWORK)

 Hasil gambar untuk gambar jaringan WAN
1. Pengertian WAN
2. Protocol yang ada pada WAN
3. Pengertian dari:
  • PPP pada WAN
  • LCP (Link Control Protocol)
  • SLIP (Serial Link Internet Protocol)
  • HDLC (High Level Data Link Control)
4. Macam-Macam Perangkat yang Digunakan pada WAN
5. Langkah-Langkah Instalasi WAN

1. Pengertian WAN (Wide Area Network)
WAN atau Wide Area Network merupakan jaringan yang memiliki jangkauan yang lebih luas jika dibandingkan dengan jaringan LAN dan MAN. Karena jangkauan jaringan WAN mencakup negara dan benua.
Jadi gampangnya, pengertian WAN adalah jaringan yang jangkauannya mencakup negara dan benua.
WAN merupakan gabungan dari jaringan LAN atau Local Area Network dan MAN atau Metropolitan Area Network.

2. Protocol yang Digunakan Jaringan WAN
Macam-macam protocol yang digunakan pada jaringan WAN adalah sebagai berikut:

1. ISDN
ISDN atau Intergrated Services Digital Network merupakan protocol komunikasi data yang digunakan untuk membawa paket data biasanya dalam bentuk text, gambar, suara, dan video secara simultan. Simultan sendiri adalah sesuatu yang dilakukan secara bersamaan tanpa ada suatu gangguan.

2. ATM
ATM atau Asynchronous Transfer Mode digunakan untuk cell relay informasi pada beberapa layanan seperti video (gambar bergerak), voice (suara), atau data pada jaringan WAN.

3. HDLC
HDLC atau High Level Data Link Control berfungsi untuk menetapkan metode enkapsulasi atau metode penyembunyian paket data pada synchronous serial.




4. PPP
PPP atau Point to Point Protocol digunakan untuk komunikasi asynchronous serial maupun synchronous serial.

5. DSL
DSL atau Digital Subscriber Line adalah sebuah teknologi yang digunakan sebagai penyedia penghantar data digital melewati kabel dari jaringan telepon setempat dan digunakan dalam jarak dekat.

6. X.25
Protocol X.25 berfungsi untuk mendefinisikan hubungan terminal dengan jaringan paket switching.

7. Frame Relay
Frame Relay merupakan protocol yang digunakan sebagai pengirim data jaringan publik. Frame Relay adalah sebuah protocol WAN yang beroperasi pada physical layer dan data link layer dari layer OSI.

3. Pengertian PPP, LCP, SLIP, dan HDLC
1. Pengertian PPP
PPP merupakan singkatan dari Point to Point Protocol. Protocol PPP ini berasal dari pengembangan SLIP atau Serial Line Interface Protocol.

PPP terdapat pada data link layer model OSI, biasanya digunakan untuk komunikasi asynchronous serial dan synchronous serial.

PPP dapat melakukan autentifikasi, artinya PPP akan melakukan validasi yang berfungsi untuk melakukan pengecekan dan memberikan hak akses ketika hendak memasuki suatu sistem.

PPP juga memiliki sifat multiprotocol, artinya PPP dapat menggabungkan sebuah protocol didalamnya. Karena multi berarti lebih dari dua atau banyak, jadi jika digabungkan berarti banyak protocol.

2. Pengertian LCP
LCP merupakan singkatan dari Link Control Protocol. LCP adalah satu set layanan yang digunakan untuk melaksanakan setup link dan memiliki fase sebagai berikut:
  • Melakukan pembentukan link terhadap router lain.
  • Menentukan kualitas link.
  • Mengontrol establishment.




3. Pengertian SLIP
SLIP merupakan singkatan dari Serial Link Internet Protocol yaitu sebuah protocol yang digunakan untuk point to point koneksi serial yang menjalankan TCP/IP.

SLIP merupakan suatu paket yang membingkai protocol, artinya SLIP menggambarkan suatu urutan karakter pada IP paket serial line.

4. Pengertian HDLC
HDLC merupakan singkatan dari High Level Data Link Control adalah protocol yang berfungsi untuk menetapkan metode enkapsulasi paket data pada synchronous serial.

4.1 Macam Perangkat yang Digunakan WAN
Berikut ini adalah macam-macam perangkat yang digunakan dalam jaringan WAN (Wide Area Network):

4.1.1 Router
      Router adalah sebuah perangkat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui jaringan atau internet menuju tujuannya yang disebut routing. Router digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan.

4.1.2. Modem
      Modem adalah singkatan dari Modulator Demulator, yaitu perangkat yang digunakan untuk mengkonversi atau mengubah sinyal digital ke sinyal analog dan mengubah sinyal analog ke sinyal digital.

Dan modem bisa diartikan pula sebagai perangkat perantara sebagai penghubung perangkat komputer ke internet.

4.1.3. CSU/DSU
CSU merupakan singkatan dari Channel Service Unit, sedangkan DSU merupakan singkatan dari Data Service Unit. Perangkat ini hampir sama dengan modem, hanya saja CSU/DSU memiliki fungsi untuk mengirimkan data dalam format digital melalui jaringan telepon digital.

4.1.4.Communication Server
Perangkat ini digunakan untuk mengkonsentrasikan komunikasi pengguna dial-in dan remote akses ke LAN. Communication Server juga memiliki beberapa interface analog dan digital serta mampu melayani user sekaligus secara bersamaan.

5. Cara Instalasi WAN
Berikut adalah langkah-langkah dalam instalasi jaringan WAN:

1. Mempersiapan Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang harus dipersiapkan sebelum melakukan instalasi WAN adalah sebagai berikut:
  1. Kompas dan Peta Topografi.
  2. Penggaris dan Busur Derajat.
  3. Pensil dan Penghapus.
  4. GPS, Klinometer, dan Altimeter.
  5. Kaca Pantul dan Teropong.
  6. Radio Komunikasi.
  7. Orinoco PC Card, Pigtail, dan PCI/ISA Adapter.
  8. Multimeter, SWR, Cable Tester, Tang Pemotong Kabel, Timah, dan Solder.
  9. Alat Panjat, Cowstail, Trikbiner, Harness, Pulley, dan Webbing.
  10. Obeng Set, Kunci Pas, Kunci Inggris, Kunci Ring, Tang Potong, Tang Jepit, Tang Buaya, Isolator Gel, Tie Rap, Unibell, dan TBA.
  11. Kabel roll, Kabel UTP, RJ45, Crimping Tools.
  12. Software AP Manager, Driver, AP Utility Planet, Orinoco Client, Firmware dan Sistem Operasi (Win NT, Win 2000, Win 98, Win ME, Linux, FreeBSD dan utilitynya).
6. Melakukan Survey Lokasi :
  1. Pertama, tentukan koordinat letak serta kedudukan stasiun, jarak udara terhadap Base Station (BTS) menggunakan GPS dan Kompas.
  2. Kemudian, perhatikan dan tandai titik potensial yang menghalangi sepanjang path atau jalan.
  3. Setelah itu, lakukan penghitungan SOM (Self Ogranizing Maps), Path dan Accessories Loss, Freznel Zone, EIRP (Effective Isotropic Radiated Power), serta ketinggian antena.
  4. Langkah keempat, perthatikan posisi dengan stasiun lain, potensi stasiun tersembunyi, over shoot, tes noise, serta interferensi.
  5. Kelima, tentukan posisi ideal tower, panjang ukuran kabel, elevasi (posisi ketinggian), dan tentukan pula alternatif lain ketika ada kesulitan saat instalasi.
  6. Terakhir, rencanakan metode instalasi alternatif lain dan pemindahan posisi alat.
7. Pemasangan Konektor
  1. Pertama, ambil kabel coaxial dengan spesifikasi minimum RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 meter. Lalu kuliti dengan penampang melintang. Usahakan tidak ada goresan yang berlebihan, karena perambatan gelombang terletak pada permukaan kabel.
  2. Kedua, pasang konektor, lakukan dengan cermat dan perhatikan pula masalah kerapian.
  3. Ketiga, Solder ujung pin konektor, pastikan tidak terjadi short atau konslet. Perhatikan pula urutan dari pemasangan pin dan kuncian sehingga posisi kabel dan konektor tidak mudah geser.
  4. Keempat, tutup permukaan konektor dengan alumunium foil. Dimaksudkan agar tidak terjadi kebocoran dan interfecensi.
  5. Kelima, lapisi keseluruhan konektor menggunakan alumunium foil. Lapisi juga seluruh permukaan konektor dengan isolator TBA. Untuk mencegah masuknya air, lapisi juga seluruh permukaan menggunakan isolator dari karet.
Tips:
Untuk melakukan perawatan, bisa mengganti semua lapisan pelindung (langkah nomor 5) setiap enam bulan sekali.

Tambahan:
Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solder dan drat. Konektor ini dipasang menggunakan crimping tools dan disertai dengan karet bakar sebagai pelindung.


8. Pembuatan POE (Power Over Ethernet)
  1. POE digunakan untuk mengurangi kerugian power losses yang dikarenakan pemakaian kabel dan konektor. Power Over Ethernet dibutuhkan untuk injeksi catu daya yang dipasang diatas tower.
  2. POE dibuat menggunakan dua buah pair kabel UTP, satu untuk injeksi power positif, dan yang satu untuk injeksi power negatif. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penurunan daya akibat kabel loss.
  3. Tetesi denga lilin atau isolator gel untuk menghindari short (konslet) pada titik sambungan.
  4. Uji terlebih dahulu menggunakan multimeter.

9.   Instalasi Antena
  1. Pertama, pasang pipa dengan metode stack (tumpuk) dampai ketinggian 1st freznel zone dengan obstructure paling dekat.
  2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strength, kemudian pasang dudukan kaki dan cowstail untuk memanjat. 
  3. Periksa sambungan konektor dan kabel.
  4. Arahkan antena menggunakan GPS dan kompas sesuai BTS (Base Station) pada peta.
  5. Pasang kabel dengan rapi, jangan sampai kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing dan dudukan antena.
  6. Jangan sampai ada kabel yang menekuk karena bisa menjadi tempat akumulasi air hujan.


10.  Instalasi Perangkat Radio

Penting:
·  Instalasi pada Windows 2000 memerlukan driver terbaru yang bisa didapat dari website atau CD Utility. Jika ada driver PCMCIA, hapus driver tersebut dari device manager karena malah akan menyebabkan masalah.

·  Instalasi pada Windows NT memerlukan kecermatan alokasi address IO, IRQ, dan DMA pada BIOS. Saat instalasi, sebaiknya matikan device dan periphreal yang tidak diperlukan.

11.  Pengujian Noise

  1. Pastikan semua sudah berjalan dengan normal. Setelah itu, install semua utility yang dibutuhkan mulailah pengujian noise dengan menggunakan settingan default.
  2. Saat pengujian tanpa antena perhatikan apakah ada sinyal strength yang ditangkap. Jika ada dan terbilang good atau sekitar 40%-60% atau lebih, maka stasiun tersebut melebihi EIRP dan dapat menimbulkan gangguan. Jadi, lakukan perundingan dengan operator BTS atau stasiun itu.
  3. Perhatikan pula tingkat noise, jika sudah lebih dari tingkat sensitifitas radio, misalnya 100 dbm maka di titik stasiun itu interferensinya cukup tinggi.
  4. Pastikan sinyal strength 80% lebih. Perhitungan kekuatan sinyalnya adalah (0-40% : poor), (40-60% : good), dan (60-100% : excellent).
  5. Presentase jumlah RTO saat melakukan ping pada kekuatan sinyal poor adalah diatas 3-7%, good antara 1-3%, dan excellent dibawah 1%. PER (Packet Error Rate) antara BTS dan stasiun haruslah seimbang.
  6. Agar stabilitas koneksi tercapai, maka signal strength (kekuatas sinyal), tingkat noise, dan PER haruslah seimbang.
  7. Cara alternatifnya adalah dengan memindah antena ke tempat lain, memutar pointing arah BTS, atau dengan metode 3 titik (repeater).

12.  Perakitan Antena
Penting :
Antena Microwave jenis grid parabolic serta loop dan yagi perlu dirakit karena terdiri dari beberapa komponen. Lain halnya dengan patch panel, panel sector, dan omni directional.
  1. Rakit antena sesuai petunjuk yang sudah disertakan.
  2. Kencangkan semua mur, baut, konektor, dan juga reflektor.
  3. Saat perakitan, perhatikan fokus reflektor pada horn atau driven antena. Karena jika ada sedikit saja perubahan fokus bisa mengakibatkan perubahan gain (db) antena.
  4. Pada tipe antena grid parabolic mempunyai batang extender yang dapat mengubah titik fokus reflektor, jadi dapat diatur gain yang dibutuhkan.
5.      Pointing Antena
  1. Pasang antena dengan polarisasi horizontal. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan oleh kompas dan GPS. Arah ini dianggap sebagai titik tengah arah atau center beam.
  2. Geser antena dengan jarak dan arah yang tetap (ke kanan atau ke kiri center beam) satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi setengah spesifikasi beam width antena sisi kiri dan kanan.
  3. Beri tanda setiap perubahan arah dan tentukan skor. Penentuan arah terbaik dapat dilakukan dengan mencari nilai rata-rata terbaik. Parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strength, noise, dan stabilitas.
  4. Karena kebanyakan perangkat radio Wireles In A Box tidak memiliki utility grafis, agar lebih mudah saat pointing pakailah perangkat radio standar 802.11b. Jika perlu, sesuaikan elevasi antena dengan klinometer sesuai sudut antena stasiun lawan. Hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur peta topografi.
  5. Saat arah dan elevasi telah dicapai, maka jika perlu dapat dilakukan pembalikan polarisasi sntena dari horizontal dan vertical. Syaratnya adalah kedua titik memakai antena yang sama yaitu grid parabolic dan kedua titik polarisasi antena juga harus sama.

13. Pengujian Koneksi Radio
1.      Pertama, coba pengujian sinyal. Caranya hampir sama dengan pengujian noise, hanya saja antena dan kabel telah dihubungkan dengan perangkat radio.
2.      Kedua, sesuaikan nama dan channel SSID dengan identitas BTS/AP tujuan, demikian pula enkripsinya. Jika digunakan aitentikasi MAC Address, maka AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address stasiun tersebut.
3.      Jika menggunakan autentikasi Radius, pastikan settingan telah sesuai. Dan jangan lupa mencoba terlebih dahulu mekanisme sebelum dipasang.
4.      IP Address yang didefinisikan berperan sebagai interface utility didasarkan pada protocol SNMP, jadi tidak perlu dimasukkan dalam tabel routing.
5.      Tabel routing didefinisikan pada PC router, tempat perangkat radio terpasang. Pada Wireless In A Box yang perangkatnya dipisah dengan PC router, masukkan juga 1 IP Address yang satu subnet dengan IP pada perangkat radio.supaya utility yang terpasang dapat mengidentifikasi radio.
6.      Lakukan continuos ping untuk mengetahui stabilitas koneksi dan melihat PER.
7.      Kemudian uji troughput dengan melakukan hubungan FTP dengan menggunakan FTP client ke FTP server terdekat. Kondisi ideal average troughput seimbang baik upload dan download. Angka maksimal troughput di koneksi radio 1mbps adalah sekitar 600kbps dan per TCP dengan MTU maksimal 1500 bisa sampai 40kbps.
8.      Gunakan software mass download manager, lakukan koneksi ke FTP server terdekat, dimaksudkan untuk memaksimalkan troughput 5kbps per TCP connection, jadi dapat diaktifkan 120 sesion simultan.
9.      Sederhananya, pakai skala lebih kecil yaitu 2 concurrent dengan troughput 5kbps, lihat apakah total troughput mencapai 60kbps, jika sudah maka stabilitas koneksi sudah maksimal.
10.  Dalam setiap tingkat pembebanan, perhatikan apakah RRT ping juga meningkat. jika angka mendekati 100ms maka normal.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar